Anda Mungkin bertanya-tanya, ketika browsing diinternet mengenai jasa kontraktor lalu membandingkan antara kontraktor satu dengan kontraktor-kontraktor yang lain ada berbagai persamaan dan juga berbagai perbedaan yang membuat anda bingung, mengapa sistem pelayanan masing-masing kontraktor berbeda-beda,bukankah semua kontraktor bangunan melayani jasa yang sama.Mengapa ada kontraktor yang memasang tarif harga sangat tinggi/sangat mahal, ada yang memasang tarif harga pasaran, tapi kok ada juga kontraktor yang memasang tarif paling murah, dengan selisih yang cukup jauh, di banding tarif rata-rata?, mengapa ada kontraktor yang menggratiskan biaya disain dan Rab sedangkan kontraktor yang lain mematok harga yang tinggi pula untuk disain dan RAB nya?, jawabannya karena Perbedaan sistem pelayanan dan tarif diantara Kontraktor-kontraktor umumnya tergantung pada beberapa hal di bawah ini
1. Bagi seorang kontraktor berkemampuan "komplit" yang menguasai sendiri keahlian/ kemampuan membuat disain, RAB, dan gambar-gambar kerja yang di perlukan konsumen, ia tak perlu menggaji karyawan khusus bidang Disain dan pembuatan RAB (seorang arsitek/drafter) sehingga kontraktor tersebut lebih mudah untuk menggratiskan biaya pembuatan disain dan RAB kepada klien/konsumennya sebagai Bonus atau nilai lebih pelayanan usahanya, menjadikannya salah satu daya tarik bagi calon konsumen untuk memilih layanannya.
2. sebagian kontraktor tidak memiliki keahlian gambar dan RAB tentunya ia harus menggaji karyawan khusus pembuatan disain, RAB dan gambar kerja, atau setidaknya dia harus membayar seorang arsitek atau drafter freeline apabila konsumen/kliennya memintanya membuat gambar konsep, dan RAB. sudah barang tentu biaya jasa kontraktor ini akan lebih mahal daripada kontraktor yang menguasai sendiri kemampuan membuat disain, RAB dan gambar kerja.
3. cost/biaya operasional usaha masing-masing kontraktor berbeda-beda, ada yang sangat efisien dalam hal pengeluaran usahanya, dan lebih banyak yang boros dalam pengeluaran usahanya. contohnya:Kontraktor yang memiliki kantor milik sendiri dari segi pengeluaran operasionalnya tentulah lebih hemat, ia tak perlu mengeluarkan dana untuk biaya sewa kantor, perusahan dengan jumlah karyawan tetap yang sedikit jauh lebih sedikit pula biaya operasional usahanya.
4. sistem manajerial usaha dan masing-masing kontraktor berbeda-beda, ada yang sistem manajerialnya teratur, terukur, dan tertata dengan baik walaupun bukan kontraktor besar dan ada pula pula yang sistem manajerial usahanya masih sederhana bahkan tidak terlalu mementingkannya, dan pada perusahaan kontraktor besar biasanya manajerial usahanya memang sangat baik karena dikelola oleh para staf dan karyawan yang menguasi bidangnya masing-masing.
5. target kalangan konsumen yang dibidik oleh kontraktor: ada kontraktor yang cenderung mudah memikat konsumen menengah kebawah dengan menawarkan harga yang murah, ada kontraktor yang cenderung membidik konsumen dari kalangan menengah dengan menawarkan kualitas kerja dan ada juga yang menawarkan prestise biasanya kontraktor besar yang telah ternama dan sangat mapan yang cenderung di lirik oleh konsumen kalangan menegah ke atas.
6. strategi pemasaran usaha kontraktor yang berbeda, ada kontraktor yang menitik beratkan pada kualitas perkerjaan, sehingga klien puas dan menjadi pemasaran dari mulut kemulut, ada pula kontraktor yang menggunakan strategi pemasaran yang mengedapankan harga yang murah dan ada kontraktor yang menggunakan iklan dan pencitraan sebagi alat pemasaran, dan ada yang menggunakan jaringan, koneksi dan relasi baik di dunia bisnis maupun di pemerintahan. Dibawah ini adalah tabel perbandingan antara 3 "type" kontraktor berdasarkan analisa, pengalaman, dan informasi yang kami susun:
Tabel perbandingan diatas hanya sebagai penggambaran umumnya saja, sebenarnya masih ada type-type kontraktor lain selain type-type diatas. Lantas, kontraktor EMPROS ada di bagian type kontraktor yang mana?. Bagi kami, bahwa apakah kami ada di bagian type kontraktor yang A, B, atau C itu tidak terlalu penting, yang terpenting bagi kami adalah "kepercayaan dan kepuasan anda adalah prioritas kami" sesuai moto kami yang selalu kami perjuangkan dan buktikan. Demikan artikel mengenai perbandingan antar kontraktor, tabel perbandingan 3 type kontraktor. semoga bermanfaat.
Baca juga:
1. Bagi seorang kontraktor berkemampuan "komplit" yang menguasai sendiri keahlian/ kemampuan membuat disain, RAB, dan gambar-gambar kerja yang di perlukan konsumen, ia tak perlu menggaji karyawan khusus bidang Disain dan pembuatan RAB (seorang arsitek/drafter) sehingga kontraktor tersebut lebih mudah untuk menggratiskan biaya pembuatan disain dan RAB kepada klien/konsumennya sebagai Bonus atau nilai lebih pelayanan usahanya, menjadikannya salah satu daya tarik bagi calon konsumen untuk memilih layanannya.
2. sebagian kontraktor tidak memiliki keahlian gambar dan RAB tentunya ia harus menggaji karyawan khusus pembuatan disain, RAB dan gambar kerja, atau setidaknya dia harus membayar seorang arsitek atau drafter freeline apabila konsumen/kliennya memintanya membuat gambar konsep, dan RAB. sudah barang tentu biaya jasa kontraktor ini akan lebih mahal daripada kontraktor yang menguasai sendiri kemampuan membuat disain, RAB dan gambar kerja.
3. cost/biaya operasional usaha masing-masing kontraktor berbeda-beda, ada yang sangat efisien dalam hal pengeluaran usahanya, dan lebih banyak yang boros dalam pengeluaran usahanya. contohnya:Kontraktor yang memiliki kantor milik sendiri dari segi pengeluaran operasionalnya tentulah lebih hemat, ia tak perlu mengeluarkan dana untuk biaya sewa kantor, perusahan dengan jumlah karyawan tetap yang sedikit jauh lebih sedikit pula biaya operasional usahanya.
4. sistem manajerial usaha dan masing-masing kontraktor berbeda-beda, ada yang sistem manajerialnya teratur, terukur, dan tertata dengan baik walaupun bukan kontraktor besar dan ada pula pula yang sistem manajerial usahanya masih sederhana bahkan tidak terlalu mementingkannya, dan pada perusahaan kontraktor besar biasanya manajerial usahanya memang sangat baik karena dikelola oleh para staf dan karyawan yang menguasi bidangnya masing-masing.
5. target kalangan konsumen yang dibidik oleh kontraktor: ada kontraktor yang cenderung mudah memikat konsumen menengah kebawah dengan menawarkan harga yang murah, ada kontraktor yang cenderung membidik konsumen dari kalangan menengah dengan menawarkan kualitas kerja dan ada juga yang menawarkan prestise biasanya kontraktor besar yang telah ternama dan sangat mapan yang cenderung di lirik oleh konsumen kalangan menegah ke atas.
6. strategi pemasaran usaha kontraktor yang berbeda, ada kontraktor yang menitik beratkan pada kualitas perkerjaan, sehingga klien puas dan menjadi pemasaran dari mulut kemulut, ada pula kontraktor yang menggunakan strategi pemasaran yang mengedapankan harga yang murah dan ada kontraktor yang menggunakan iklan dan pencitraan sebagi alat pemasaran, dan ada yang menggunakan jaringan, koneksi dan relasi baik di dunia bisnis maupun di pemerintahan. Dibawah ini adalah tabel perbandingan antara 3 "type" kontraktor berdasarkan analisa, pengalaman, dan informasi yang kami susun:
KONTRAKTOR Type “A”
|
BIAYA
|
POINT
|
KONTRAKTOR Type: “B”
|
BIAYA
|
POINT
|
KONTRAKTOR Type: “C”
|
BIAYA
|
POINT
|
POIN-POIN PENILAIAN BERDASARKAN
PENGELUARAN USAHA KONTRAKTOR:
| ||||||||
Kantor milik sendiri, type menengah, biaya pemeliharaan tidak terlalu mahal, tidak ada pengeluaran sewa tempat/kantor
|
Sangat
Murah
|
100
|
Tidak memiliki kantor sendiri, menyewa kantor type menengah, ada biaya sewa kantor, ada biaya pemeliharaan
|
Cukup
Mahal
|
50
|
memiliki kantor sendiri,type Eklusive, tidak ada biaya menyewa kantor, tidak ada biaya sewa kantor
|
sangat
Mahal
|
20
|
Memiliki kendaraan roda empat sendiri kurang dari 3 unit, type kendaran kelas niaga, biaya pajak kendaraan sedang, tidak ada biaya sewa kendaraan, ada pengeluaran perawatan dan operasional kendaraan
|
Sedang
|
60
|
Tidak Memiliki kendaraan roda empat sendiri ada biaya sewa kendaraan, tidak ada biaya pajak kendaraan, tidak ada biaya pengeluaran perawatan namun ada biaya operasional kendaraan
|
Cukup
Murah
|
70
|
Memiliki kendaraan roda empat sendiri Lebih dari 3 unit, type kendaran kelas mewah, biaya pajak kendaraan mahal, tidak ada biaya sewa kendaraan, ada pengeluaran perawatan dan operasional kendaraan
|
Sangat Mahal
|
20
|
Lebih sering menggunakan kendaraan roda 2 dalam operasional harian, biaya transport lebih murah
|
Sangat murah
|
100
|
Lebih sering menggunakan kendaraan roda 2 dalam operasional harian, biaya transport lebih murah
|
Sangat murah
|
100
|
Lebih sering menggunakan kendaraan roda 4 dalam operasional harian, biaya transport lebih mahal
|
sangat
Mahal
|
20
|
Jumlah karyawan tetap kurang dari 3 orang
|
Cukup murah
|
70
|
Tidak memiliki karyawan tetap 1 orang pun
|
Sangat murah
|
100
|
Jumlah karyawan tetap lebih dari 10 orang
|
Sangat mahal sekali
|
0
|
Lebih banyak mengerjakan sendiri tugas-tugas seperti survey, pengurusan ijin, pembelian bahan, pengawasan rutin proyek, urusan pemasaran, urusan I.T., urusan keuangan(tanpa akuntan), dll
|
Sangat murah
|
100
|
Lebih banyak mengerjakan sendiri tugas-tugas seperti survey, pengurusan ijin, pembelian bahan, pengawasan rutin proyek, urusan pemasaran, urusan I.T., urusan keuangan(tanpa akuntan), dll
|
Sangat murah
|
100
|
Lebih banyak di delegasikan kepada karyawan tugas-tugas seperti survey, pengurusan ijin, pembelian bahan, pengawasan rutin proyek, urusan pemasaran, urusan I.T., urusan keuangan(tanpa akuntan), dll
|
sangat
Mahal
|
20
|
Mengerjakan sendiri pembuatan gambar konsep bangunan, karena memiliki skills/kemampuan untuk itu
|
Sangat murah
|
100
|
Membayar pembuatan gambar konsep bangunan di serahkan kepada arsitek atau drafter free line karena tidak memiliki skills sendiri
|
Cukup
Mahal
|
50
|
pembuatan gambar konsep bangunan di serahkan kepada arsitek atau drafter yang bekerja padanya atau membayar arsitek/drafter kenamaan. Karena kontraktor sibuk dengan urusan bisnis nya yang lain yang lebih besar/penting.
|
Sangat mahal
|
20
|
Membuat RAP dan RAB sendiri karena memiliki skills/kemampuan untuk itu
|
Sangat murah
|
100
|
Membayar pembuatan RAP dan RAB kepada konsultan atau drafter free line karena tidak memiliki skills sendiri
|
Cukup
Mahal
|
50
|
pembuatan RAP dan RAB di serahkan kepada arsitek atau drafter yang bekerja padanya Karena kontraktor sibuk dengan urusan bisnis nya yang lain.
|
Sangat
Mahal
|
20
|
Penetapan harga tarif jasa kontraktor lebih mengandung biaya pokok proyek untuk memprioritaskan pada kualitas hasil pekerjaan, karena biaya-biaya sekunder usaha sudah cukup efisien
|
Harga proyek
sedang
|
60
|
Penetapan harga tarif jasa kontraktor banyak juga mengandung biaya-biaya di luar biaya proyek karena pengeluaran pribadi dan sewa-sewa turut “menghisap” biaya proyek, namun kontraktor berusaha menekan harga tarifnya agar lebih murah dari kompetitor dengan cara menekan kualitas hasil pekerjaan
|
Harga proyek murah
|
70
|
Penetapan harga tarif jasa kontraktor lebih mengandung biaya pokok proyek untuk memprioritaskan pada kualitas hasil pekerjaan, namun karena biaya produksi dan usahanya juga sangat besar maka otomatis kontraktor membebankannya kepada klien sehingga tarif jasa nya menjadi cukup mahal
|
Harga proyek cukup mahal
|
50
|
SUB TOTAL POIN:
|
690
|
SUB TOTAL POIN:
|
590
|
SUB TOTAL POIN:
|
170
| |||
POIN-POIN PENILAIAN BERDASARKAN KINERJA
DAN KUALITAS HASIL PEKERJAAN KONTRAKTOR:
| ||||||||
Sangat Fokus dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggungjawabnya terhadap klien/konsumen karena memiliki minat, keahlian, dan kemampuan yang tinggi terhadap pekerjaannya sehingga kontraktor ini lebih idealis dalam malaksanakan pekerjaannya bukan semata-mata mencapai laba, tapi juga mengejar kepuasan bathin jika proyek yang ditanganinya sukses, dan klien puas
|
Sangat fokus
|
100
|
Kurang Fokus dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggungjawabnya terhadap klien/konsumen disebabkan konsentrasi terpecah dan cenderung lebih besar perhatiannya pada bagaimana cara mengatasi masalah pengeluaran usaha, menekan upah dan biaya bahan agar laba usahanya dapat menutupi biaya-biaya sewa, sehingga kualitas hasil pekerjaan dan kepuasanklien menjadi nomor dua
|
sangat
Kurang fokus
|
20
|
Kurang Fokus dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggungjawabnya terhadap klien/konsumen disebabkan konsentrasi terpecah dan cenderung lebih besar perhatiannya pada urusan bisnis dan urusan pribadinya yang cukup menyita waktu, disamping itu konsentrasi terpecah pada proyek-proyek nya yang jumlahnya banyak, namun kontraktor terbantu oleh staf-stafnya yang berjumlah cukup banyak.
|
Kurang fokus
|
80
|
Hasil pekerjaan secara keseluruhan sangat baik, karena kontraktor sangat fokus pada pekerjaannya
|
Sangat baik
|
100
|
Hasil pekerjaan secara keseluruhan kurang baik, karena kontraktor kurang fokus pada pekerjaannya
|
Kurang baik
|
20
|
Hasil pekerjaan secara keseluruhan sangat baik, karena kontraktor memiliki SDM yang memang berkualitas dalam skill dan pekerjaannya masing-masing
|
Sangat Baik
|
100
|
Tingkat kepuasan konsumen/klien cukup puas karena kontraktor benar-benar fokus dalam pekerjaannya untuk mencapai kepuasan bathinnya sendiri juga, karena jika klien puas maka bathinnya pun akan merasa puas
|
Cukup baik
|
80
|
Tingkat kepuasan konsumen/klien kurang puas karena kontraktor memang semata-mata mencari uang saja dari proyek sedangkan kepuasan konsumen memang di nomor duakan, kontraktor akan berdalih bahwa harga proyeknya juga cukup murah
|
Kurang baik
|
20
|
Tingkat kepuasan konsumen/klien cukup puas karena kontraktor benar-benar berjiwa bisnis sejati, ia menyadari dalam dunia bisnis “nama baik” , “pelayanan” dan prestise adalah segalanya untuk mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari konsumen/klien
|
Sangat baik
|
100
|
Pertanggungjawaban atas proyek benar-benar di utamakan karena menganggap bahwa konsumen/klien adalah raja yang harus di dahulukan kepentingannya
|
Sangat baik
|
100
|
Pertanggungjawaban atas proyek tidak di utamakan karena menganggap bahwa keinginan konsumen/klien hanya akan merugikan keuangannya saja
|
Kurang
Baik
|
20
|
Pertanggungjawaban atas proyek benar-benar di utamakan karena menjaga nama baik usahanya adalah prioritas yang harus di utamakan untuk kemajuan usahanya
|
Sangat baik
|
100
|
Loyalitas terhadap konsumen/klien cukup baik, karena kontraktor menganggap klien adalah bagian dari “berkah” dan merupakan pilar penting dalam berdiri tegak usahanya. Namun bila klien kurang adil terhadapnya maka kontraktor akan menjaga jarak, meski tetap loyal apabila sewaktu-waktu dibutuhkan kliennya.
|
Cukup baik
|
80
|
Loyalitas terhadap konsumen/klien nyaris tiada, karena kontraktor menganggap klien adalah hanya merupakan “sapi perahan” semata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kontraktor akan tampak semangat melayani klien apabila masih ada uang yang masih bisa mungkin untuk di “tarik” dari klien.
|
Sangat rendah
|
5
|
Loyalitas terhadap konsumen/klien cukup baik, karena kontraktor menganggap klien adalah bagian dari “berkah” dan merupakan pilar penting dalam berdiri tegak usahanya. Namun bila klien kurang adil terhadapnya maka kontraktor akan menjaga jarak, meski tetap loyal apabila sewaktu-waktu dibutuhkan kliennya.
|
Cukup baik
|
80
|
Tingkat kemapanan atau kemajuan usaha sedang-sedang saja, berkembang terus namun tidak signifikan karena walaupun kontraktor memiliki reputasi cukup baik, namun proyeknya tidak banyak karena tidak banyak memiliki relasi dan koneksi usaha yang dapat membantu membantu mendapatkan banyak proyek, tidak memiliki hubungan dengan penguasa, karena kontraktor lebih memilih menjadi kontraktor independen & profesional saja.
|
Sedang
|
70
|
Tingkat kemapanan atau kemajuan usaha seperti jalan di tempat saja,bahkan sering”sekarat”. tidak berkembang hanya begitu-begitu saja, karena walaupun kontraktor pandai memikat konsumen untuk mendapatkan proyek, namun tidak diimbangi dengan memberikan kualitas yang baik, jadi reputasinya kurang baik bagi banyak konsumen yang pernah menggunakan nya baik dari perorangan, lembaga, maupun pemerintahan.
|
Kurang
|
20
|
Tingkat kemapanan/kemajuan usaha sangat cepat dan signifikan, sangat menjulang dari segi asset kekayaan, dan jumlah proyeknya karena kontraktor memiliki reputasi cukup baik, ternama, dan businessman sejati, serta banyak memiliki relasi dan koneksi usaha yang dapat membantu membantu mendapatkan banyak proyek yang semakin memajukan usahanya dengan cepat, dan biasanya kontraktor dekat dengan penguasa/pemerintah
|
Sangat tinggi
|
100
|
Dari segi daya tahan usaha sedang-sedang saja, selama kontraktor tetap fokus dibidang proyek, dan selalu memenuhi kewajibannya kepada klien. Serta harus hati-hati dalam menggunakan simpanan Laba usaha, maka usahanya akan baik-baik saja/stabil namun jika kurang hati-hati dalam hal investasi bisa membahayakan finansialnya secara keseluruhan, karena kontraktor tidak memiliki banyak proyek sebagai sumber incomenya, dan kontraktor tidak / kurang pandai mengelola usaha lain karena lebih fokus dibidang proyek. Setelah proyek usai ia harus berhemat uang, jangan boros, lebih menggunakan waktu rehat untuk fokus dibidang riset, meningkatkan skill dan menggencarkan lagi pemasaran usaha agar mendapat proyek baru lagi.
|
Sedang
|
60
|
Daya tahan usahanya sangat rentan, karena kurang baik dalam hal mengatur keuangan. Kontraktor tidak bisa membedakan mana uang pribadi dan mana uang proyek, seringkali uang proyek terpakai untuk urusan pribadi, menjadi konsumerisme,& boros, sehingga kewajiban nya terhadap klien menjadi terabaikan, ini yang menyebabkan rendahnya tingkat kepercayaan konsumen terhadap kontraktor, sehingga proyek-proyek menjadi sulit didapatkan. Sehingga kontraktor akan “menderita” dan usahanya nyaris tidak memiliki daya tahan. Kecuali mengandalkan faktor keberuntungan saja, dan kemampuan kontraktor dalam memikat klien dengan harga murah dan janji-janji yang tidak pernah terbukti pada akhirnya.
|
Sangat rendah
|
5
|
Dari segi daya tahan usaha sangat tinggi dan solid, karena kontraktor lihay dalam menginvestasikan uang sehingga menjadiusaha baru yang juga memberikan hasil usaha yang sangat baik, disamping itu kontraktor biasanya memiliki banyak usaha lain yang stabil, dan sumber pasif income yang lainnya sehingga ia memiliki banyak sumber pemasukan selain dari usaha di bidang pengelolaan proyek. Ketika proyek-proyeknya usai, kontraktor tidak mengalami kesulitan finansial, dan masih bisa bersenang-senag, atau berlibur pasca proyek-proyeknya usai. Tapi proyek-proyek baru pun cepat berdatangan, karena banyak koneksi dan relasi yang membantunya, disamping itu kontraktor sanggup membayar iklan usaha secara masif, sehingga pemasara usahanya baik
|
Sangat tinggi
|
100
|
TOTAL POIN:
|
1220
|
TOTAL POIN:
|
695
|
TOTAL POIN:
|
830
|
Tabel perbandingan diatas hanya sebagai penggambaran umumnya saja, sebenarnya masih ada type-type kontraktor lain selain type-type diatas. Lantas, kontraktor EMPROS ada di bagian type kontraktor yang mana?. Bagi kami, bahwa apakah kami ada di bagian type kontraktor yang A, B, atau C itu tidak terlalu penting, yang terpenting bagi kami adalah "kepercayaan dan kepuasan anda adalah prioritas kami" sesuai moto kami yang selalu kami perjuangkan dan buktikan. Demikan artikel mengenai perbandingan antar kontraktor, tabel perbandingan 3 type kontraktor. semoga bermanfaat.
Baca juga: