expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Raksasa Jepang Tawarkan Rumah Anti-roboh di Bekasi

Kamis, 4 Juni 2015 | 15:55 WIB
BEKASI, KOMPAS.com - Setelah menjejakkan rekam perdana di Indonesia dengan membangun apartemen servis Axia South Cikarang tahun 2014, Toyota Group kembali menawarkan hunian.

Kali ini melalui tentakel usaha Toyota Housing Corporation, PT Toyota Housing Indonesia (THI) mengembangkan rumah tapak (landed residential) bertajuk Toyota Housing Model di area pengembangan Sakura Regency 3 di Bekasi, Jawa Barat.


Dalam menggarap Toyota Housing Model ini, THI mengakuisisi lahan milik KSO Tokyu Land Indonesia-PT Hatmohadji dan Kawan (Haka) seluas 1,5 hektar. Di atas lahan seluas ini THI merancang hunian sebanyak 114 unit.

Presiden Direktur PT Toyota Housing Indonesia, Akihiro Hara, menjelaskan, berbeda dengan portofolio sebelumnya, Toyota Housing Model dirancang sebagai hunian anti-gempa, karenanya juga kecil kemungkinannya untuk roboh jika terjadi gempa.
"Toyota Housing Model dilengkapi dengan terobosan teknologi konstruksi yang terbilang baru di Indonesia. Kami menawarkan lima fitur sebagai keunggulan dibanding rumah yang dibangun secara konvensional," tutur Hara kepada Kompas.com, Kamis (4/6/2015).
Terobosan teknologi konstruksi yang pertama adalah struktur dinding panel yang terikat dengan rangka baja. Rangka baja ini merupakan baja yang juga digunakan pada badan mobil Toyota.
Kedua adalah lapisan ganda pada atap, dan dinding bagian luar untuk mencegah kebocoran. Ketiga, garansi anti-bocor akibat hujan dan anti-gempa selama dua tahun. Berikutnya, atap yang dilapisi dengan insulasi, dan loteng yang didesain untuk menghadirkan ventilasi natural.
"Kelima adalah waktu pembangunan yang lebih singkat hanya tiga bulan. sejak fondasi hingga tahap penyelesaian. Lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan rumah konvensional," imbuh Hara.
Dalam menggarap Toyota Housing Model ini, THI menyiapkan dana senilai Rp 35 miliar di luar nilai akuisisi lahan. Ada pun harga yang dipatok sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 1,7 juta dengan unit tipikal 132/112 meter persegi.

Pasar besarDipilihnya Indonesia sebagai wilayah ekspansi Toyota Housing Corporation karena potensi pasarnya luar biasa besar. Jumlah populasi sebanyak 245 juta dan kondisi yang timpang antara pasokan dan kebutuhan hunian sekitar 15 juta unit, kemudian menstimulasi mereka serius menggarap pasar Indonesia.


"Selain itu, orang-orang Indonesia juga lebih suka tinggal di rumah tapak ketimbang hunian vertikal. Dengan teknologi yang kami tawarkan, kami berharap Toyota Housing Model dapat diterima pasar Indonesia karena sudah mengalami beberapa penyesuaian termasuk desain," papar Presiden Direktur Toyota Housing Corporation, Tadashi Yamashina.

Ditambahkan Advisor THI, Hiramsyah Shambhudy Thaib, dengan harga per unit senilai Rp 1,6 miliar plus teknologi yang ditawarkan, Toyota Housing Model menjadi sangat layak dan sesuai dengan daya beli masyarakat Indonesia.
Hiramsyah kemudian merujuk pada konstelasi pasar properti dalam negeri yang ditandai indikator-indikator positif. Selain pasar yang besar menyangkut jumlah populasi, juga daya beli yang terus meningkat, dan suku bunga bank serta inflasi yang menunjukkan tren menurun.

"Pada akhirnya suku bunga bank akan menjadi sekitar 5 persen sama seperti Malaysia. Dan ini batas psikologis yang bisa diakses oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia dalam membeli hunian. Terlebih pendapatan per kapita saat ini sudah jauh lebih baik sekitar 4.000-5.000 dollar AS," tandas Hiramsyah.

Daya beli yang terus meningkat ini, lanjut dia, adalah peluang bagi THI untuk ikut berkontribusi menyediakan hunian bagi masyarakat Indonesia. Karena selain membangun Toyota Housing Model yang diperuntukan bagi kelas menengah atas, THI juga sedang menjajaki kemungkinan membangun hunian menengah bawah.

"Studi kelayakannya sedang dibuat. Kami juga sudah berdiskusi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk ikut membantu pemerintah menyediakan hunian untuk rakyat," ujar Hiramsyah.

Ketimpangan suplai dan kebutuhan serta penambahan pasokan 800.000 unit per tahun dalam kerangka target pembangunan 7,6 juta unit dalam lima tahun ke depan, kata Hiramsyah, butuh dana, dan sumber daya.
"Jepang punya semua itu. Mereka menawarkan teknologi, dana, dan juga keahlian. Kami berharap setelah Toyota Housing Model di Bekasi, akan bisa menggarap hunian lebih banyak lagi," pungkas dia.

Penulis: Hilda B Alexander
Editor: Hilda B Alexander