INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah mengasumsikan laju inflasi
tahun 2013 akan berada pada kisaran 4,4%-4,5% ditengah kondisi ekonomi
global yang masih rentan.
Staf Ahli Bidang Pengeluaran
Negara Kementerian Keuangan, Budiarso Teguh Widodo mengatakan,
pemerintah berhati-hati dalam menentukan target makro ekonomi tahun
anggaran 2013. Namun, pemerintah akan tetap menjaga ketersediaan pasokan
bahan pangan untuk mempertahankan inflasi 2013 agar tetap dalam kisaran
tersebut.
"Upaya pemerintah untuk menjaga inflasi sebesar
4,4-5,4 persen ialah dengan menjaga ketersedian pasokan barang pokok
terutama yang berasal dari dalam negeri, distribusi yang lancar dan
koordinasi kebijakan fiskal moneter," ungkap Budiarso di DPR, Senin
(18/6/2012).
Sementara tingkat suku bunga surat perbendaharaan
negara (SPN) 3 bulan untuk tahun 2013 diasumsikan sekitar 4,5%-5,5%. Ia
menjelaskan, penetapan tingkat bunga tersebut berdasarkan kondisi
ekonomi global yang masih belum stabil.
"Didasarkan pada faktor
eksternal, yaitu membaiknya perekonomian global meski masih terdapat
risiko di kawasan Eropa dan likuiditas global yang masih cukup tinggi,
serta obligasi pemerintah yang masih dianggap investor sebagai instrumen
yang aman dan menarik," paparnya.
Sedangkan harga minyak acuan
Indonesia (ICP) dalam asumsi makro ekonomi 2013 diasumsikan berada pada
kisaran US$95-120 per barel. "Proyeksi harga minyak didasarkan pada
perkembangan realisasi ICP dan harga minyak dunia, prediksi harga minyak
dunia di 2013 dari berbagai sumber, dan masih tingginya ketidakpastian
kondisi global," jelasnya.
Tahun 2013, pemerintah memperkirakan
mampu memproduksi minyak (lifting minyak) sekitar 890-930 barel per hari
dan produksi gas 1.325-1.390 ribu barel setara minyak per hari.
"Proyeksi
berdasarkan perkembangan produksi 2012 dan peningkatan produksi serta
perkiraan adanya tambahan produksi dari pengembangan lapangan baru,"
tututr Budiarso.[rus]
baca sumber >>