expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

waktu adalah uang, benarkah?

Benarkah waktu adalah uang? kalimat yang tidak asing dikalangan pebisnis atau wirausaha, pekerja, dan kalangan umum. falsafah yang sudah sangat mengakar menancap dalam hati para pengusaha. para pekerja para karyawan mengkonversikan waktu nya bekerja di perusahaan atau tempat mereka dalam bentuk uang gaji yang di terimanya sesuai jumlah hari atau jumlah jam kerja efektif nya.

Falsafah waktu adalah uang banyak mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan manusia. contohnya,  target produksi pabrik- pabrik dengan menggunakan skala waktu juga menggunakan falsafah ini, juga misalnya mengenai jadi atau tidaknya sebuah proyek dilaksanakan ini bisa ditentukan oleh falsafah ini juga. Proyeksi 'cash flow' yang dihasilkan dari sebuah proyek oleh kontraktor dikonversikan ke Net Present Value dengan formula Time Value of Money(Nilai waktu dari uang). Apakah NPV positif atau negatif ini menjadi dasar untuk mengambil keputusan oleh kontraktor untuk 'Go' atau 'No Go' terhadap sebuah proyek.

siapa tokoh yang pertama kali mencetuskan ungkapan waktu adalah uang? kurang begitu jelas siapa orang yang pertama kali mencetuskan ungkapan ini. Benjamin Franklin adalah sosok yang meyakini falsafah ini. Ia pernah mengatakan, "Ingat, waktu adalah uang; kejujuran bermanfaat dalam bisnis."

falsafah itu menunjukan untuk pembentukan pola pikir, motivasi dan mentalitas di kalangan masyarakat Eropa dan AS yang saat itu memasuki era revolusi industri, para cendikiawan dan para birokrat mengadopsi falsafah waktu adalah uang untuk mendorong masyrakat berpartisipasi aktif untuk berkarya dan bekerja keras untuk mensukseskan revolusi industri di negara-negara eropa dan AS sehingga falsafah ini menjadi trend yang mendunia.

falsafah ini membentuk pandangan baru di masyarakat saat itu. Sikap untuk tidak membuang waktu makin dominan. Orang tidak lagi bermalas-malasan dan menjadi orang-orang yang disiplin dan produktif. Orang yang hidup pada zaman itu tidak lagi sembarangan bekerja. Mereka memikirkan pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan talenta mereka masing-masing.

mereka menyadari bahwa waktu adalah terbatas dan meyakini kesempatan juga seakan hanya akan datang sekali,sehingga orang-orang pada zaman itu menghasilkan etos kerja yang sangat kuat. 

Kerajinan dan kekayaan merupakan dampak dari falsafah ini. Ketika waktu dihargai dan dikombinasikan dengan kerajinan,menghasilkan kekayaan materi untuk kehidupan mereka. Mereka memiliki progress finansial dengan cepat dan menjadi makmur. Waktu makin lama makin diidentikkan dengan uang.

Tapi benarkah waktu adalah hanya melulu soal uang? Ini pandangan yang tidak sepenuhnya benar. Waktu memang dapat dikonversikan dengan uang. Uang atau kekayaan bisa menjadi hasil dari falsafah waktu yang sangat disiplin dan ketat. Namun, ini tidak berarti bahwa waktu adalah uang. Waktu lebih dari uang. Waktu adalah kesempatan. Waktu adalah mengenai bagaimana kita mengisi kehidupan agar bisa memaknai dan mensyukuri kehidupan. 

Jika falsafah waktu adalah uang telah menjadi sebuah "ideologi" maka yang terjadi adalah kemajuan yang signifikan secara "materi", yakni kemajuan yang sifatnya fisik, pembangunan gedung, prasarana, dan sarana, kemajuan teknologi, kemajuan perekonomian, kemajuan sistem manajerial bisnis, kemajuan kapitalisme, namun lihatlah yang terjadi di akhir zaman ini, kemajuan-kemajuan materialistis tersebut justru malah semakin menekan kemajuan "spritualisme" dan moral.

orang hidup seolah semata-mata untuk uang dan kesenangan, hidup untuk makan, bukan makan untuk hidup, budaya hedonisme, materialisme, egoisme, individualisme, aroganisme, kliminalisme menjadi hal yang mewabah, ini karena efek negatif dari pengejawantahan total dari falsafah waktu adalah uang. 

kecurangan-kecurangan di praktekan orang-orang demi kepentingan pribadi untuk mencapai keuntungan dan keunggulan dalam persaingan terutama dalam bidang ekonomi dan politik(kekuasaan) karena 2 bidang ini pada jaman kini sudah menjadi seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan dan telah menjadi "pemimpin" diatas hukum dan aturan yang berlaku di masyarakat.
faktor-faktor ini berakibat pada rusaknya tatanan moral disebagian besar masyarakat dari kalangan ditingkat atas maupun tingkat yang paling bawah. dan ingatlah, Hancurnya sebuah bangsa diawali oleh hancurnya moral bangsa tersebut. jadi Benarkah waktu adalah uang?.(Egi masna)